Tugas
Bahasa Indonesia
DOSEN PENGAMPU : I WAYAN NUMERTAYASA,S.Pd.,M.Pd
OLEH :
I PUTU YATRA KENCANA
(2015103003)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SUAR BANGLI
TAHUN 2016
Email : stkipsuar.bangli@yahoo.com
Jl.Brigjen Ngurah Rai No.55, Gedung Barat, Lc Subak Aya
Bangli-Bali
Karya Tulis Ilmiah
Tentang Dampak Sinetron Terhadap Prestasi
Siswa.
A. Definisi Sinetron
Sinetron merupakan suatu
jenis tayangan sinema elektronik yang berisi tentang cerita fiktif, yang
kebanyakan saat ini mengangkat tema percintaan, seks, horor, kekerasan, dan
konflik. Sinetron-sinetron semacam ini sering memperagakan gaya hidup yang
cenderung penuh gengsi dan bentuk kehidupan yang jauh dari realita. Berkaitan
dengan pendidikan, yang paling dirugikan dari tayangan sinetron ini adalah para
siswa sekolah. Dan pada siswa sekolah, mereka seharusnya lebih fokus pada
pendidikan. Tetapi, dengan adanya sinetron yang tidak mengajarkan hal baik pada
para siswa, maka hal tersebut menjadi sangat merugikan dan terpengaruh pada
dampak negatif dari sinetron, ini dapat merusak prestasi, budaya, dan moral
bangsa. Ciri-ciri sinetron yang kurang mendidik diantaranya adalah bercerita
tentang seseorang yang penderitaan lahir batin, adanya tokoh antagonis dengan
akting yang berlebihan dan tidak wajar, memperlihatkan dan mengumbar kemewahan
duniawi.
B. Contoh Sinetron
Sinetron yang kurang mendidik :
·
Ganteng-Ganteng
Serigala
Ganteng-Ganteng
Serigalayang tayang di SCTV merupakan salah satu sinetron dengan rating tinggi.
Walau begitu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyatakan bahwa Ganteng-Ganteng
Serigala termasuk tayangan yang tak layak untuk ditonton.
Baru-baru
ini KPI memang telah merilis daftar sinetron dan FTV bermasalah. Semua tayangan
tersebut dianggap meresahkan dan membahayakan anak-anak muda lantaran
mengandung hal-hal yang tidak mendidik.
Contoh
pelanggaran yang disorot oleh KPI ada bermacam-macam, misalnya tindak kekerasan
fisik (memukul, membanting, menusuk dengan pisau, mencekik), kekerasan verbal
(menghina), tindakan bullying, menampilkan adegan percobaan bunuh diri, adegan
percobaan pemerkosaan, dan masih banyak lagi.
Sinetron yang mendidik :
·
Keluarga
Cemara
Keluarga
Cemara, kisah sebuah keluarga yang memilih hidup dengan hanya bermodalkan
kejujuran. Keluarga yang amat sangat sederhana terdiri atas Abah, kepala
keluarga seorang penarik becak dan buruh apa saja, Ema, seorang wanita yang
membuat opak untuk dijajakan anak perempuannya. Euis, si sulung yang kelas 6
SD, pernah mengalami masa jaya orangtuanya sebagai pengusaha, Ara atau Cemara
yang baru masuk taman kanak-kanak, serta Agil, si bungsu.Kalau air mata bisa
menjadi simbol kebahagiaan inilah kisah itu.
C. Dampak Sinetron
1) Dampak Negatif :
Dampak negatif pada sinetron yang kurang mendidik
diantaranya:
§
Dapat
merusak moral dan watak para siswa.
Sebab dalam
cerita-cerita sinetron itu, sering kita lihat berbagai hal kurang baik seperti
kata-kata kasar, hidup bermewah-mewahan, mode pakaian yang tidak sopan serta
kisah percintaan.
§
Menjadi
anak yang malas belajar
Anak yang
sering menonton sinetron, belajarnya kurang rajin dan nilai-nilainya kurang
baik daripada anak yang tidak sering menonton sinetron.
§
Para
siswa jadi mempunyai sifat materialis & suka berangan-angan.
Mereka sering
menirukan perbuatan pamer, sombong, membantah orang.
2) Dampak Positif :
Dampak positif sinetron yang mendidik diantaranya:
§
Mengajari
anak berperilaku baik kepada siapapun.
Menjadi anak yang
patuh terhadap orang tua
D. Solusi
Pemerintah harus
memaksimalkan perannya dalam mengontrol tayangan di televisi seperti sinetron
yang dapat membawa negatif yaitu merusak moral dan menghancurkan generasi muda
Indonesia. Pemerintah sebaiknya membatasi acara-acara yang tidak bermanfaat,
memberikan sanksi bagi yang melanggar. Tetapi, dengan adanya sinetron yang
tidak mengajarkan hal baik pada para siswa, maka hal tersebut menjadi sangat
merugikan dan terpengaruh pada dampak negatif dari sinetron, ini dapat merusak
prestasi, budaya, dan moral bangsa.
v
RINGKASAN
Ringkasan
adalah cara efektif mengubah karangan yang panjang menjadi singkat, dengan
mempertahankan urutan – urutan isi sudut pandang pengarang asli.
Dampak
Sinetron Terhadap Prestasi Siswa.
A. Definisi Sinetron
Sinetron
merupakan suatu jenis tayangan sinema elektronik yang berisi tentang cerita
fiktif, yang kebanyakan saat ini mengangkat tema percintaan, seks, horor,
kekerasan, dan konflik. Berkaitan dengan pendidikan, yang paling dirugikan dari
tayangan sinetron ini adalah para siswa sekolah. Ciri-ciri sinetron yang kurang
mendidik diantaranya adalah adanya tokoh
antagonis dengan akting yang berlebihan dan tidak wajar, memperlihatkan dan
mengumbar kemewahan duniawi.
B. Contoh Sinetron
Sinetron yang kurang mendidik :
·
Ganteng-Ganteng
Serigala (GGS).
Contoh pelanggaran yang disorot oleh KPI ada
bermacam-macam, misalnya tindak kekerasan fisik (memukul, membanting, menusuk
dengan pisau, mencekik), kekerasan verbal (menghina), tindakan bullying,
menampilkan adegan percobaan bunuh diri, adegan percobaan pemerkosaan, dan
masih banyak lagi.
Sinetron yang mendidik :
·
Keluarga
Cemara.
Keluarga Cemara, kisah sebuah keluarga yang memilih hidup
dengan hanya bermodalkan kejujuran. Keluarga yang amat sangat sederhana terdiri
atas Abah, kepala keluarga seorang penarik becak dan buruh apa saja, Ema, seorang
wanita yang membuat opak untuk dijajakan anak perempuannya. Euis, si sulung
yang kelas 6 SD, pernah mengalami masa jaya orangtuanya sebagai pengusaha, Ara
atau Cemara yang baru masuk taman kanak-kanak, serta Agil, si bungsu. Kalau air
mata bisa menjadi simbol kebahagiaan inilah kisah itu.
C. Dampak Sinetron
1) Dampak negatif
pada sinetron yang kurang mendidik diantaranya:
·
Dapat
merusak moral dan watak para siswa.
·
Menjadi
anak yang malas belajar.
·
Para
siswa jadi mempunyai sifat materialis & suka berangan-angan.
2) Dampak positif sinetron yang mendidik diantaranya:
·
Mengajari
anak berperilaku baik kepada siapapun.
D. Solusi
Pemerintah
harus memaksimalkan perannya dalam mengontrol tayangan di televisi seperti
sinetron yang dapat membawa negatif. Pemerintah sebaiknya membatasi acara-acara
yang tidak bermanfaat, memberikan sanksi bagi yang melanggar. Tetapi, dengan
adanya sinetron yang tidak mengajarkan hal baik pada para siswa, maka hal
tersebut menjadi sangat merugikan dan anak tersebut tidak memiliki kesadaran
dalam memilih tontonan atau sinetron yang baik untuk dirinya. Terpengaruh pada
dampak negatif dari sinetron, ini dapat merusak prestasi, budaya, dan moral
bangsa.
v ABSTRAK
Abstrak
adalah penyajian singkat mengenai isi tulisan yang berfungsi untuk menyajikan
secara singkat kepada pembaca. Dalam sebuah abstrak setidaknya ada hal-hal
berikut :
a.
Latar
belakang atau alas an topic yang dipilih.
b.
Tujuan
penelitian yang dilakukan oleh penulis.
c.
Metode
atau bahan yang digunakan dalam penelitian.
d.
Keluaran
atau kesimpulan atas penelitian.
v SINTESIS
Sintesis adalah
merangkum intisari dari bacaan yang bersumber dari beberapa sumber.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.
Belajar
adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori
ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output
yang berupa respon.
Pengertian Belajar Menurut Ahli
Menurut
Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan
pemahaman.
Menurut
Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses
perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan,
yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Sifat
perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak
bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat
kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Sedangkan
Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977,
belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah
laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi
belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi
akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan
serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh.
Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa
pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
Pengertian Belajar Menurut Ahli
Dari
beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua
aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Secara umum kegiatan belajar adalah suatu
proses kegiatan dari tidak tahu, tidak mengerti, tidak bisa menjadi tahu,
mengerti dan bisa secara optimal. Berikut beberapa definisi belajar menurut
beberapa ahli psikologi.
Arno F. Wittig dalam Psychology of Learning: 1981. Belajar
ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam tingkah
laku suatu organisme sebagai hasil belajar.
James Patrick Chaplin dalam Dictionary of Psychology: 1985. Belajar
dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses memperoleh respons-respons
sebagai akibat adanya latihan khusus.
Hintzman, Douglas L. dalam The Psychology of Learning and
Memory: 1987.Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
John Burville Biggs dalam Teaching for learning: the view from cognitive psychology: 1991. Belajar
mempunyai tiga macam rumusan, yaitu :
- Rumusan kuantitatif, belajar berarti kegiatan pengisian
atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.
Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak
materi yang dikuasai siswa.
- Rumusan institusional, belajar dipandang sebagai proses
validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang
telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah
belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar.
Ukurannya ialah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru maka akan
semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam
bentuk skor atau nilai.
- Rumusan kualitatif, ialah proses memperoleh arti-arti
dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling
siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir
dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini
dan nanti dihadapi siswa.
Arthur S. Reber, Rhianon Allen, Emily Sarah
Reber dalam The Penguin Dictionary of Psychology: edisi 1986, 1995, 2001. Belajar
dengan dua macam definisi.
- Pertama, belajar adalah : proses memperoleh
pengetahuan. Pengertian ini biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan
psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kurang representatif
karena tidak mengikutsertakan perolehan ketrampilan non kognitif.
- Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan
bereaksi yang relatif selamanya sebagai hasil latihan yang diperkuat.
Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu
disoroti untuk memahami proses belajar yaitu: relatively permanent,
response potentiality, reinforced dan practice.
Daftar
Pustaka
2. Hariyanto, S.Pd, 22 November 2010 . Pengertian Belajar Menurut Para Ahli.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/,
(diakses pada tanggal kamis
02 juni 2016)
3.
LenteraK, 7 May 2012. Definisi Belajar menurut beberapa Psikolog. http://lenterakecil.com/definisi-belajar-menurut-beberapa-psikolog/, (diakses pada tanggal kamis 2 juni 2016)