Tugas
Bahasa Indonesia
DOSEN PENGAMPU : I WAYAN NUMERTAYASA,S.Pd.,M.Pd
OLEH :
I PUTU YATRA KENCANA
(2015103003)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SUAR BANGLI
TAHUN 2016
Email : stkipsuar.bangli@yahoo.com
Jl.Brigjen Ngurah Rai No.55, Gedung Barat, Lc Subak Aya
Bangli-Bali
GURU YANG MENJEWER TELINGA ANAK TNI
Bapak dan ibu guru adalah orang-orang yang terkena
tanggung jawab secara langsung, mencetak dan mendidik generasi penerus bangsa ini. Mereka membantu
para orang tua untuk membangun generasi yang akan menggantikan kedudukan para
pemimpin di kemudian hari.
Namun bagaimana jadinya dan orangtua yang harusnya saling
bersinergi justru saling mempidanakan satu sama lain. Guru yang diberi gelar
pahlawan tanpa tanda jasa berusaha sekuat tenaga untuk mengajar anak didknya
dan membina siswa-siswinya agar menjadi pintar serta memiliki kedisiplinan yang
tinggi. Guru juga senantiasa mengajarkan nilai-nilai ketertiban dengan jalan
yang dianggapnya telah sesuai dengan metode pengajaranya.
Namun adakalanya niat baik dari sang guru tidak lagi
dipercaya oleh orang tua yang menitipkan anak-anaknya menimba ilmu di sekolah
tersebut. Ketidak percayaan ini mungkin akan menjadi sesuatu yang wajar, karena
kita kini tengah hidup dalam sistem yang rusak. Sistem yang telah memberikan
kita banyak fakta tentang kekerasan pendidik terhadap anak didiknya. Maka bukan
suatu yang aneh jika akhirnya ada orang tua yang kemudian melaporkan seorang
guru yang berusaha mendisiplinkan anaknya, karena dianggap sebagai tindakan
penganiayaan.
Seperti yang diberitakan kasus guru yang menjewer telinga
murid anak TNI kemudian berakhir di sel penjara jadi perhatian publik Rabu (11/5/2016).
Guru bidang studi Fisika SMP Negeri 1 Penatih, Widiastri, dibui di Rumah
Tahanan klas II Denpasar, Bali. Widiastri menjadi tahanan titipan Kejaksaan
Negeri Denpasar di rutan tersebut sejak Jumat (06/5/2016), sambil menunggu kasusnya
disidangkan di pengadilan.
Kasus ini kontan mengundang keprihatinan netizen seperti
di Facebook. Netizen membandingkan pendidikan sekarang dan masa lalu, dulu
ketika orangtua murid tahu anaknya dimarahi guru karena berbuat salah justru
orang tuanya sangat senang, namun kini sebaliknya seorang anak terlalu
dimanjakan oleh orangtuanya.
Guru SMPN 1 Penatih, Denpasar, Bali Widiastri
menyampaikan permohonan maafnya kepada orang tua siswa I Gede Mulia Darma,
Selasa (10/5/2016).
Permohonan maaf tersebut disampaikan langsung suami
Widiastri “ Saya mewakili ibu Widiastri atau istri saya, saya mohon maaf atas
permasalahan ini dan mohon maaf atas kelakuan istri saya, saya berharap proses
ini diselesaikan dulu secara kekeluargaan” kata Putu Ardana di depan keluarga
Pak Gede
Sebelumnya Widiastri pada Rabu, (04/5/2016) lalu
dilaporkan oleh orang tua siswa I Gede Mulia Darma ke Polres Denpasar karena
Guru Fisika SMPN 1 Penatih itu telah menjewer telinga murid serta menyebut anak
setan kepada anaknya Pak Gede.
Kasus guru yang dipidana orangtua siswa mengundang
komentar dari rekan-rekan guru lainnya. Mereka menilai, orangtuanya seperti itu
termasuk orangtua yang kurang bijaksana dalam menyikapi masalah yang dihadapi
anaknya. Seharusnya ada komunikasi antara guru dan orangtua siswa. “Kejadian
semacam itu tidak semestinya terjadi. Orangtua harus bijaksana melihat
permasalahan yang ada. Semua hanya masalah komunikasi yang kurang baik antara
guru dan orangtua,” ungkap Sudiartana.
Hal serupa juga disampaikan oleh Guru BK SMPN 1 Penatih,
Ni Luh Ardiyanti. Ia menyebutkan, orangtua terkadang tidak paham mengenai maksud
dari pendidikan yang sebenarnya. Mereka berada dalam kondisi ketakutan sehingga
tidak menggunakan logika dalam menghadapi masalah anaknya di sekolah.
“Menurut Kepala Sekolah SMPN 1 Penatih guru sebagai
pendidik tidak terbatas hanya mentransfer ilmu saja tapi juga membentuk pola
sikap dan tingkah laku. Jika guru memberikan hukuman yang masih dianggap wajar
itu sah-sah saja karena tugas guru sebagai orangtua di sekolah harus mampu
membentuk karakter anak tidak sebatas hanya membuat seorang anak pandai saja,”
jelasnya.
Bagaimana susahnya posisi guru di masa sekarang, jika
siswa nakal pasti guru yang akan disalahkan oleh orang tua mereka, tetapi guru
memberi hukuman sedikit pada siswa dengan tujuan mendidik sudah diancam
macam-macam. Bagaimana bisa baik pendidikan kalau otoritas guru selalu disorot.
Jangan salahkan guru wahai para orangtua. Jangan salahkan
guru wahai menteri pendidikan. Jangan salahkan guru wahai pejabat HAM. Jangan
salahkan guru wahai pak presiden. Jika anak-anak kalian, menjadi anak-anak
bajingan. Jika anak-anak bangsa menjadi anak-anak berandalan. Jika anak-anak
generasi muda menjadi anak-anak tak beraturan karena kami mendidik mereka
sambil ditodong hukum pidana.
Karena tidak semua anak-anak itu dididik dengan lemah
lembut, karena perilaku anak juga tergantung perilaku dari orang tua, jika
orang tuanya tidak benar, sudah pasti perilaku anaknya jadi tidak benar.
Seperti pepatah “Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”.
Kami tau mendidik pun punya tahapan :
1.
Tindak
dengan lemah lembut sampai tiga kali.
2.
Tegur
dengan rada keras.
3.
Tegur
dengan keras.
4.
Tindak
dengan fisik tidak dengan keras.
5.
Tindak
dengan fisik yang lebih keras dengan tanpa melukai.
6.
Panggil
orang tuanya.
Mengapa cuma sekedar telinganya dijewer yang tidak
terlalu keras guru masuk penjara, ada apa dengan pendidikan ini! tunggulah
wahai orang tua kalian akan mendapat karma, anak-anak kalian akan menjadi orang
yang tidak berguna di masa depan karena telah bertindak amoral pada guru. (
ungkap Jro Mangku Sadye / Guru Agama di SMPN 1 Penatih)
Denpasar Sabtu (14/5/2016), Guru bidang studi Fisika SMP
Negeri 1 Penatih, Widastri akhirnya dibebaskan. Dia dibebaskan setelah pihak
orang tua siswa Tiara yang di jewer telinganya berdamai. Ibu Guru Widastri
sudah dibebaskan karena telah sepakat damai keduanya, baik keluarga korban dan
juga ibu guru.
Sebelumnya Widastri ditahan di Lapas Kelas II B Denpasar
karena telah menjewer telinganya seorang siswanya bernama Tiara pada Kamis
(05/5/2016 lalu. Penyebabnya karena Tiara terus menganggu temannya yang
melakukan try sandya, teguran dari guru dan guru BK tidak pernah Tiara hiraukan.
Di saat itulah kesabaran Widastri habis dan menjewer telinga hingga orang tua
Tiara bernama I Gede Mulia Darma laporkan ke Polisi dan Widastri ditahan oleh
pihak yang berwajib. Widastri sangat senang bisa merasakan hangatnya
kekeluargaan di rumahnya, Pak Gede meminta maaf kerumah ibu Widastri karena dia
terlalu memenjakan anaknya hingga dia tidak tau kalau anaknya berbuat ulah di
sekolah.
Sebelumnya Widiastri pada Rabu, (04/5/2016) lalu
dilaporkan oleh orang tua siswa I Gede Mulia Darma ke Polres Denpasar.
Sebelumnya Widastri ditahan di Lapas Kelas II B Denpasar
karena telah menjewer telinganya seorang siswanya bernama Tiara pada Kamis
(05/5/2016 lalu.
Widiastri menjadi tahanan titipan Kejaksaan Negeri
Denpasar di rutan tersebut sejak Jumat (06/5/2016), sambil menunggu kasusnya
disidangkan di pengadilan.
Guru SMPN 1 Penatih, Denpasar, Bali Widiastri
menyampaikan permohonan maafnya kepada orang tua siswa I Gede Mulia Darma,
Selasa (10/5/2016).
Seperti yang diberitakan kasus guru yang menjewer telinga
murid anak TNI kemudian berakhir di sel penjara jadi perhatian publik Rabu
(11/5/2016).
Denpasar Sabtu (14/5/2016), Guru bidang studi Fisika SMP
Negeri 1 Penatih, Widastri akhirnya dibebaskan.
Casinos in Las Vegas (NV) | Mapyro
BalasHapusLas 하남 출장안마 Vegas casinos have a 영천 출장안마 variety of slot machines, 안산 출장샵 table 안동 출장안마 games, and slots. the Wynn and Encore Resort and Casino at Wynn Las Vegas. 구리 출장마사지