Rabu, 29 Juni 2016

berita karangan seorang guru di penjara

Tugas Bahasa Indonesia





DOSEN PENGAMPU : I WAYAN NUMERTAYASA,S.Pd.,M.Pd
OLEH :
I PUTU YATRA KENCANA (2015103003)




SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SUAR BANGLI
TAHUN 2016
Email : stkipsuar.bangli@yahoo.com
Jl.Brigjen Ngurah Rai No.55, Gedung Barat, Lc Subak Aya Bangli-Bali
GURU YANG MENJEWER TELINGA ANAK TNI
Bapak dan ibu guru adalah orang-orang yang terkena tanggung jawab secara langsung, mencetak dan mendidik  generasi penerus bangsa ini. Mereka membantu para orang tua untuk membangun generasi yang akan menggantikan kedudukan para pemimpin di kemudian hari.
Namun bagaimana jadinya dan orangtua yang harusnya saling bersinergi justru saling mempidanakan satu sama lain. Guru yang diberi gelar pahlawan tanpa tanda jasa berusaha sekuat tenaga untuk mengajar anak didknya dan membina siswa-siswinya agar menjadi pintar serta memiliki kedisiplinan yang tinggi. Guru juga senantiasa mengajarkan nilai-nilai ketertiban dengan jalan yang dianggapnya telah sesuai dengan metode pengajaranya.
Namun adakalanya niat baik dari sang guru tidak lagi dipercaya oleh orang tua yang menitipkan anak-anaknya menimba ilmu di sekolah tersebut. Ketidak percayaan ini mungkin akan menjadi sesuatu yang wajar, karena kita kini tengah hidup dalam sistem yang rusak. Sistem yang telah memberikan kita banyak fakta tentang kekerasan pendidik terhadap anak didiknya. Maka bukan suatu yang aneh jika akhirnya ada orang tua yang kemudian melaporkan seorang guru yang berusaha mendisiplinkan anaknya, karena dianggap sebagai tindakan penganiayaan.
Seperti yang diberitakan kasus guru yang menjewer telinga murid anak TNI kemudian berakhir di sel penjara jadi perhatian publik Rabu (11/5/2016). Guru bidang studi Fisika SMP Negeri 1 Penatih, Widiastri, dibui di Rumah Tahanan klas II Denpasar, Bali. Widiastri menjadi tahanan titipan Kejaksaan Negeri Denpasar di rutan tersebut sejak Jumat (06/5/2016), sambil menunggu kasusnya disidangkan di pengadilan.
Kasus ini kontan mengundang keprihatinan netizen seperti di Facebook. Netizen membandingkan pendidikan sekarang dan masa lalu, dulu ketika orangtua murid tahu anaknya dimarahi guru karena berbuat salah justru orang tuanya sangat senang, namun kini sebaliknya seorang anak terlalu dimanjakan oleh orangtuanya.
Guru SMPN 1 Penatih, Denpasar, Bali Widiastri menyampaikan permohonan maafnya kepada orang tua siswa I Gede Mulia Darma, Selasa (10/5/2016).
Permohonan maaf tersebut disampaikan langsung suami Widiastri “ Saya mewakili ibu Widiastri atau istri saya, saya mohon maaf atas permasalahan ini dan mohon maaf atas kelakuan istri saya, saya berharap proses ini diselesaikan dulu secara kekeluargaan” kata Putu Ardana di depan keluarga Pak Gede
Sebelumnya Widiastri pada Rabu, (04/5/2016) lalu dilaporkan oleh orang tua siswa I Gede Mulia Darma ke Polres Denpasar karena Guru Fisika SMPN 1 Penatih itu telah menjewer telinga murid serta menyebut anak setan kepada anaknya Pak Gede.
Kasus guru yang dipidana orangtua siswa mengundang komentar dari rekan-rekan guru lainnya. Mereka menilai, orangtuanya seperti itu termasuk orangtua yang kurang bijaksana dalam menyikapi masalah yang dihadapi anaknya. Seharusnya ada komunikasi antara guru dan orangtua siswa. “Kejadian semacam itu tidak semestinya terjadi. Orangtua harus bijaksana melihat permasalahan yang ada. Semua hanya masalah komunikasi yang kurang baik antara guru dan orangtua,” ungkap Sudiartana.
Hal serupa juga disampaikan oleh Guru BK SMPN 1 Penatih, Ni Luh Ardiyanti. Ia menyebutkan, orangtua terkadang tidak paham mengenai maksud dari pendidikan yang sebenarnya. Mereka berada dalam kondisi ketakutan sehingga tidak menggunakan logika dalam menghadapi masalah anaknya di sekolah.
“Menurut Kepala Sekolah SMPN 1 Penatih guru sebagai pendidik tidak terbatas hanya mentransfer ilmu saja tapi juga membentuk pola sikap dan tingkah laku. Jika guru memberikan hukuman yang masih dianggap wajar itu sah-sah saja karena tugas guru sebagai orangtua di sekolah harus mampu membentuk karakter anak tidak sebatas hanya membuat seorang anak pandai saja,” jelasnya.
Bagaimana susahnya posisi guru di masa sekarang, jika siswa nakal pasti guru yang akan disalahkan oleh orang tua mereka, tetapi guru memberi hukuman sedikit pada siswa dengan tujuan mendidik sudah diancam macam-macam. Bagaimana bisa baik pendidikan kalau otoritas guru selalu disorot.
Jangan salahkan guru wahai para orangtua. Jangan salahkan guru wahai menteri pendidikan. Jangan salahkan guru wahai pejabat HAM. Jangan salahkan guru wahai pak presiden. Jika anak-anak kalian, menjadi anak-anak bajingan. Jika anak-anak bangsa menjadi anak-anak berandalan. Jika anak-anak generasi muda menjadi anak-anak tak beraturan karena kami mendidik mereka sambil ditodong hukum pidana.
Karena tidak semua anak-anak itu dididik dengan lemah lembut, karena perilaku anak juga tergantung perilaku dari orang tua, jika orang tuanya tidak benar, sudah pasti perilaku anaknya jadi tidak benar. Seperti pepatah “Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”.
Kami tau mendidik pun punya tahapan :
1.      Tindak dengan lemah lembut sampai tiga kali.
2.      Tegur dengan rada keras.
3.      Tegur dengan keras.
4.      Tindak dengan fisik tidak dengan keras.
5.      Tindak dengan fisik yang lebih keras dengan tanpa melukai.
6.      Panggil orang tuanya.
Mengapa cuma sekedar telinganya dijewer yang tidak terlalu keras guru masuk penjara, ada apa dengan pendidikan ini! tunggulah wahai orang tua kalian akan mendapat karma, anak-anak kalian akan menjadi orang yang tidak berguna di masa depan karena telah bertindak amoral pada guru. ( ungkap Jro Mangku Sadye / Guru Agama di SMPN 1 Penatih)
Denpasar Sabtu (14/5/2016), Guru bidang studi Fisika SMP Negeri 1 Penatih, Widastri akhirnya dibebaskan. Dia dibebaskan setelah pihak orang tua siswa Tiara yang di jewer telinganya berdamai. Ibu Guru Widastri sudah dibebaskan karena telah sepakat damai keduanya, baik keluarga korban dan juga ibu guru.
Sebelumnya Widastri ditahan di Lapas Kelas II B Denpasar karena telah menjewer telinganya seorang siswanya bernama Tiara pada Kamis (05/5/2016 lalu. Penyebabnya karena Tiara terus menganggu temannya yang melakukan try sandya, teguran dari guru dan guru BK tidak pernah Tiara hiraukan. Di saat itulah kesabaran Widastri habis dan menjewer telinga hingga orang tua Tiara bernama I Gede Mulia Darma laporkan ke Polisi dan Widastri ditahan oleh pihak yang berwajib. Widastri sangat senang bisa merasakan hangatnya kekeluargaan di rumahnya, Pak Gede meminta maaf kerumah ibu Widastri karena dia terlalu memenjakan anaknya hingga dia tidak tau kalau anaknya berbuat ulah di sekolah.

Sebelumnya Widiastri pada Rabu, (04/5/2016) lalu dilaporkan oleh orang tua siswa I Gede Mulia Darma ke Polres Denpasar.
Sebelumnya Widastri ditahan di Lapas Kelas II B Denpasar karena telah menjewer telinganya seorang siswanya bernama Tiara pada Kamis (05/5/2016 lalu.
Widiastri menjadi tahanan titipan Kejaksaan Negeri Denpasar di rutan tersebut sejak Jumat (06/5/2016), sambil menunggu kasusnya disidangkan di pengadilan.
Guru SMPN 1 Penatih, Denpasar, Bali Widiastri menyampaikan permohonan maafnya kepada orang tua siswa I Gede Mulia Darma, Selasa (10/5/2016).
Seperti yang diberitakan kasus guru yang menjewer telinga murid anak TNI kemudian berakhir di sel penjara jadi perhatian publik Rabu (11/5/2016).
Denpasar Sabtu (14/5/2016), Guru bidang studi Fisika SMP Negeri 1 Penatih, Widastri akhirnya dibebaskan.


1 komentar:

  1. Casinos in Las Vegas (NV) | Mapyro
    Las 하남 출장안마 Vegas casinos have a 영천 출장안마 variety of slot machines, 안산 출장샵 table 안동 출장안마 games, and slots. the Wynn and Encore Resort and Casino at Wynn Las Vegas. 구리 출장마사지

    BalasHapus